.1 Mengenal Batuan
Sedimen
Batuan
sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang
mengalami pelapukan. Material hasil rombakan batuan diatas permukaan bumi
akibat proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan material yang
sifatnya urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material
lainnya yang berasal dari atas permukaan bumi
Material
urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang lebih
rendah, cekungan, dan diendapkan sebagai endapan atau sedimen dibawah permukaan
air. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi
atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung adalah kompaksi dan
sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah menjadi batuan
sifatnya berubah menjadi keras dan kompak.
Proses kompaksi pada
umumnya akibat beban sedimen yang ada diatasnya, menyebabkan hubungan antar
butir menjadi lebih lekat dan juga air yang dikandung dalam pori terperas
keluar. Sementasi adalah proses dimana butiran-butiran sedimen direkat dengan
material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau
pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Material semennya dapat
merupakan silika, karbonat, atau oksida (besi).
Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dari batuan lain
dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di
laut
2. Hasil penguapan dan
proses kimia, garam di danau payau dan kalsium karbonat di laut dangkal
3. Material organik,
seperti koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.
Sifat – sifat utama batuan sedimen :
a. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur
sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.
b.Sifat
klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan
detritus.
c. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda
kehidupan (fosil).
d. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik,
misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing
ii.2 Klasifikasi batuan
Oleh
karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan penampilan batuan
sedimen, maka dasar klasifikasinyapun ada bermacam-macam. Pengelompokan batuan
sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir, bentuk dan material pembentuknya.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi
dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen
yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa. Dikelompokkan berdasarkan
butir materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan butir komponen materialnya,
dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal sebagai skala Wenworth:
Boulder
|
≥ 256 mm
|
Cobble
|
64 – 256 mm
|
Pebble
|
4 – 64 mm
|
Granule
|
2 – 4 mm
|
Sand
|
1/16 – 2 mm
|
Silt
|
1/256 – 1/16 mm
|
Clay
|
≤ 1/256 mm
|
Tabel 1
Boulder dan Cobble dapat diartikan sebagai
bongkah, pebble sama dengan kerakal, granule seukuran dengan kerikil, sand sama
dengan pasir, sedangkan silt dan clay adalah lempung.
Batuan sedimen klastik terdiri dari
butiran-butiran. Butiran yang besar disebut fragmen dan diikat
oleh masa butiran-butiran yang lebih halus, matriks. Batuan
sedimen klastik yang dikelompokkan berdasarkan besar butir materialnya, sebagai
konglomerat, batu pasir, serpih dan batu lempung.
a. Konglomerat
Ciri-ciri :
• Berwarna kelabu keputihan
• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk
membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen
yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam
pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen
yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan
dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat.
Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas
mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya.
Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai
perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit.
Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan
atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen
menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan : Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
b.Batu pasir
Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan
ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari
butiran yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral
istimewa, tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung
mineral kuarsa. Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari
mineral mineral clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna
dan karakter dari matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral
pengotor dalam jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke.
Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan
pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai
dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batu
pasir biasanya tidak mengandung fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada
lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk
terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan,
batupasir penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan.
Butiran dari kuarsa di
dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi sama
dengan kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan
belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral
mineral besi
b. Batu lempung
Genesa :
Type utama batulempung menurut terjadinya
terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu
adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan
beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini
mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Kegunaan :
Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan
keramik, bahan baku semen Portland, genteng, gerabah dan bata.
C. Batu serpih
Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah
liat, berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan. Berasal dari pelapukan batuan tanah liat.
2. Batuan Sedimen Non Klastik; Yaitu batuan sedimen
yang tidak mengalami proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan
organis.
Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai
adalah batu gamping atau (limestone)
Gambar V
Terdiri
terutama dari mineral kalsium karbonat. CaCO3 yang terjadi akibat
proses kimia atau organik. Kalsium karbonat diambil oleh orgasme dari air
dimana ia hidup untuk membuat cangkangnya atau bagian yang keras. Setelah
organismenya mati tertinggal cangkangnya atau bagian yang kerasnya dan
terkumpul didasar laut. Lama kelamaan membentuk endapan batu gamping yang
terdiri dari cangkang dan pecahan-pecahannya. Tebalnya sampai ratusan meter dan
beberapa kilometer persegi luasnya. Dalam air yang tenang, terendapkan kalsium
karbonat dengan kristal-kristal berbentuk jarum, beralaskan lumpur karbonat.
Endapan ini setelah mengalami kompaksi mengkristal kembali menjadi batu gamping
kristalin, dengan kristal-kristal sangat halus, yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop dengan perbesaran sangat tinggi. Selain batu gamping, dijumpai juga
endapan garam dan Gypsum , keduanya merupakan hasil penguapan. Garam terdiri
dari mineral halit, komposisinya NaCl, dan Gypsum berkomposisi CaSO4.2H2O. Keduanya terdapat
sebagai lapisan-lapisan pada tempat yang terbatas.
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen
dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
Gambar VI
B. Golongan Detritus
Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
Gambar VII
C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
E. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
3.batuan beku : Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di dalam permukaan bumi atau
pembekuan lava di permukaan bumi. Secara genesa, batuan beku dapat dibagi
menjadi tiga yaitu batuan beku yang membeku di dalam permukaan bumi (plutonik),
sebagai produk intrusi minor (hipabisal), dan yang membeku di permukaan bumi
(vulkanik).
Salah satu yang menjadi pokok bahasan disini adalah batuan
beku intrusif atau plutonik. Kata igneous berasal dari bahasa
Yunani yang artinya api. Batuan beku intrusif adalah batuan yang membeku
di dalam permukaan bumi, atau dengan kata lain disebut batuan beku dalam atau
batuan beku plutonik. Kenampakannya dicirikan oleh kristal-kristalnya yang
berukuran besar karena pembekuan yang berlangsung sangat lambat (bisa mencapai
jutaan tahun lamanya), mengakibatkan permukaan batuan menjadi kasar.
Intrusi terjadi ketika magma yang mempunyai sifat volatil (sehingga massa jenis
kecil) terdorong ke atas sehingga menerobos batuan disekitarnya karena menemukan
ruang berupa retakan ataupun bidang lemah lainnya pada batuan. Pada intrusi
sering dijumpai fragmen batuan yang masuk ke dalam batuan lain. Kenampakan itu
disebut Xenolit. Jika fragmen tersebut berupa Kristal, maka disebutXenokris.
Struktur batuan beku intrusif berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan
batuan disekitarnya, dapat dibedakan menjadi diskordan (memotong perlapisan di
sekitarnya) dan konkordan (sejajar perlapisan batuan di sekitarnya).
Diskordan
Diskordan
Diskordan adalah salah satu tipe intrusi batuan beku dimana
intrusi ini memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Macam-macam intrusi
dengan tipe diskordan adalah:
a. Batolith
Tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu > 100
km2 dan membeku pada kedalaman yang sangat besar. Kata batolith
berasal dari bahasa Yunanibathos yang artinya dalam dan lithos yang
artinya batu. Batolith hampir selalu memiliki komposisi jenis batuan asam dan
intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa, atau diorite. Meskipun tampak
seragam, batolith sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan
komposisi yang beragam. Batolith dapat dibedakan dengan batuan beku yang ada di
sekitarnya dengan beberapa kriteria seperti umurnya, komposisi, tekstur maupun
strukturnya. Batolith dapat tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman yang
sangat besar dengan dua proses yaitu jika lapisan di atasnya terkena gaya
eksogen berupa erosi yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolith tersebut,
juga karena gaya endogen yaitu berapa pengangkatan. Contoh batolith yang
terkenal adalah batolith yang tersingkap di Sierra Nevada (USA) yang
berkomposisi batuan granit.
b. Stock
Stock adalah salah satu batuan intrusive yang mempunyai kenampakan
seperti batolith, yaitu bentuknya tidak beraturan, tetapi dimensinya lebih
kecil yaitu kurang dari 10 km2. Stock merupakan penyerta tubuh suatu
batolith atau bagian atas dari batolith.
c. Dike
Intrusi dike berkomposisi basaltik
Suatu tubuh intrusi yang memotong perlapisan batuan di
sekitarnya. Dike mempunyai bentuk tabular atau memanjang. Intrusi dike adalah
suatu tubuh batuan beku yang mempunyai perbandingan aspek yang sangat besar.
Ini berarti bahwa ketebalannya biasanya akan lebih kecil dari dua dimensi
lainnya. Ketebalannya bisa bervariasi antara beberapa sentimeter sampai meter,
dan panjangnya bisa ratusan meter. Tekstur dan komposisi dike dapat bervariasi
dari diabas atau basaltik sampai granitik atau riolitik, tapi yang paling
banyak dijumpai adalah berkomposisi basaltik. Dike bisa disebut pegmatit
apabila kristal yang ada di batuan tersebut berukuran sangat kasar, dengan
ukuran beberapa cm sampai 10 meter.
Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya.
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya.
a. Sill
Sill
Tubuh batuan intrusif yang
berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya. Sill akan
menyisip di antara bidang lemah pada batuan, sebagai contoh pada bidang
perlapisan pada batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. Ciri
kenampakan Sill di lapangan adalah adanya efek terbakar pada bagian atas
dan bawah batuan yang diintrusi. Karena magma yang sangat cair adalah salah
satu yang paling dibutuhkan pada pembentukan sill, maka sill sering ditemukan
berkomposisi basaltik. Sill sering ditemukan mengandung banyak mineral berharga
seperti emas, platina, chrom, dan elemen jarang lainnya.
b. Laccolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cembung, dimana perlapisan
batuan yang semula datar menjadi melengkung karena terdesak oleh intrusi ini,
sedangkan bagian bawahnya tetap datar. Diameter berkisar antara 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Bentuk laccolith bisa cembung karena
saat menyusup tekanan magma cukup besar. Laccolith cenderung terbentuk pada
tempat yang dangkal dan viskositas magma besar, dan berkomposisi seperti magma
pembentuk diorite, granodiorit, dan granit.
c. Lopolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cekung. Lopolith mempunyai
diameter yang lebih besar dari Lopolith yaitu dari puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter. Lopolith biasanya mempunyai komposisi
basaltic, sehingga massa jenis besar dan cenderung menenpati bagian cekung.
d. Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.
0 comments:
Post a Comment